Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim secara resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka pada Jumat (11/2).
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim berjanji memberikan pelatihan bagi guru-guru, yang sekolahnya mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim membeberkan sejumlah keunggulan Kurikulum Merdeka dibandingkan kurikulum sebelumnya, yang baru diluncurkan pada Jumat (11/2).
Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek, Zulfikri Anas mengatakan Kurikulum Merdeka atau sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe, sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.
Kabid Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri menyindir Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, perihal gonta-ganti kurikulum.
Sebagaimana diketahui, Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim beberapa hari lalu, menghapuskan penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa bagi pelajar SMA. Sebagai gantinya, siswa bebas memilih mapel.
Penerapan Kurikulum Merdeka diharapkan berdampak pada terciptanya generasi adaptif, yang mampu bertahan menghadapi perubahan zaman dengan kompetensi masing-masing peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mencatat sebanyak 62.955 satuan pendidikan sudah mendaftar sebagai peserta dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Penerapan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan, dianggap tepat untuk membangkitkan semangat peserta didik selama proses pembelajaran
Kurikulum Merdeka ini tidak boleh dipaksakan dan diimplementasikan.